Menu

Somed BacainD

Pelajar SMP di Kota Bekasi ini, Harus Panjat Pagar Beton Ketika Berangkat Sekolah

Pelajar SMP di Kota Bekasi Manjat Pagar Beton ketika Berangkat sekolah.

Foto: Pelajar SMP di Kota Bekasi Manjat Pagar Beton ketika Berangkat sekolah. (Ilustrasi)

KOTA BEKASI, BacainD.com – Seorang pelajar SMP Negeri di Kota Bekasi, harus menempuh perjalanan yang sulit dengan memanjat pagar beton setiap harinya, ketika hendak berangkat sekolah dari rumahnya.

Tanah dan bangunan dengan luasan 100 meter persegi milik orang tuanya yang ia tinggali tersebut, terletak di Kelurahan Mustikasari, RT 02 RW 06, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi.

Posisi akses keluar masuk rumah itu, terkungkung dan dikelilingi oleh tembok pagar beton milik salah satu developer perumahan di lokasi tersebut.

Sehingga, membuat siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Kota Bekasi itu, harus bersusah payah naik tangga kayu dan memanjat tembok ketika hendak pergi ke sekolah, lantaran akses tersebut merupakan akses satu-satunya yang bisa dilalui.

BacainD Juga:  6 Kali Jadi Korban Teror, Pria di Bekasi Disiram Air Keras oleh Orang Tak Dikenal

Wagino sebagai orang tuanya, mengaku harus tabah melihat kenyataan pahit yang dilalui oleh anaknya. Anak se kecil itu, harus rela berjibaku melintasi akses jalan yang sulit demi mengenyam pendidikan di bangku sekolah.

Kesehariannya, seorang Wagino dengan tubuh kurus dan sifat lugunya itu, berprofesi sebagai Tukang Es Cendol Keliling.

Dengan hasil penjualan Es Cendol yang tak seberapa, Pria asal Cilacap itu, harus menghidupi seorang istri dan ketiga anaknya.

Wagino mengaku tidak bisa berbuat banyak. dia hanya mampu hanya berdoa, semoga mendapatkan keajaiban dari yang Maha Kuasa.

“Saya kumpulkan sedikit demi sedikit hasil dari berdagang yang akhirnya saya bisa memiliki rumah dan tanah seluas 100 meter persegi ini,” tutur Wagino pada awak media di kediamannya, Senin (21/10/2024).

BacainD Juga:  Inginkan Pemilu Damai Tanpa Hoax dan Black Campaign, Advokat Kota Bekasi Bentuk FAUD

Dulu, kata Dia, pihak pengembang sempat menawar rumahnya tersebut. Namun, terpaksa ia tolak karena harga yang diberikan oleh pihak developer tidak sesuai.

“Dulu pernah pihak pengembang tawar rumah saya tapi saya tolak karena harga yang diberikan tidak sesuai, bagaimana saya bisa beli rumah lagi jika harga tidak sesuai, mau tinggal dimana anak dan istri saya?,” tambahnya.

Karena tidak menemukan kesepakatan itu, akhirnya pihak pengembang perumahan bikin betong mengelilingi rumahnya, sehingga tidak ada akses keluar masuk.

“Dan akhirnya sampai pihak perumahan bikin pagar beton keliling sehingga saya dan keluarga tidak ada jalan. Itu tanah kosong yang sekarang saya lewati milik PT. T (Perusahaan Pengembang,red), itupun sudah di pagar beton juga. Jadi untuk akses keluar masuk harus naik tangga setinggi beton itu,” papar Wagino dengan nada lirih.

BacainD Juga:  Pemkab Bekasi Raih Predikat 'Sangat Baik' dalam Evaluasi SPBE 2024

Menurut keterangan Wagino, Ketua RW setempat sempat memfasilitasi dan mengadakan pertemuan dengan pengembang. Namun, tidak ada penyelesaian solusinya.

“Semoga bapak Wali Kota Bekasi dapat memberikan solusi terbaik untuk saya dan keluarga,” harapnya. (Sry)

Berita Terkait

Berita Lainnya

Leave a Reply

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

MAJALAH BACAIND

Majalah BacainD edisi minggu ke II Sept 2024
WhatsApp Chanel BacainD.com