BEKASI, BacainD.com – Polemik terkait pendirian tower provider yang berdiri di atap rumah warga di Perumahan Telaga Mas, Bekasi Utara, mendapat sorotan dari anggota Komisi III DPRD Kota Bekasi, Muhammad Kamil Syaiku.
Kamil mendesak Pemerintah Kota Bekasi segera menanggapi keluhan warga terkait keberadaan tower yang dinilai membahayakan keselamatan warga setempat.
Kamil menilai bahwa letak tower yang berada di tengah permukiman padat penduduk meningkatkan risiko bahaya bagi warga, khususnya jika terjadi cuaca buruk.
“Ini harus jadi perhatian pemerintah. Permukiman ini padat, dan jika terjadi sesuatu, dampaknya bisa sangat besar bagi warga sekitar,” ujar Kamil usai meninjau lokasi tower pada Minggu (2/2/2025).
Kamil menekankan pentingnya respons cepat dari Pemkot Bekasi untuk meredakan keresahan yang sudah meluas di kalangan warga.
Ia berharap pemerintah dapat segera mencari solusi yang tepat agar warga tidak terus merasa was-was akan keselamatan mereka.
“Saya berharap Pemkot Bekasi dapat cepat responsif dan mencari solusi agar masalah ini tidak berlarut-larut,” ungkapnya.
Setelah melakukan peninjauan, Kamil berencana untuk berkoordinasi dengan pimpinan DPRD Kota Bekasi guna membahas langkah-langkah selanjutnya, termasuk memanggil dinas terkait untuk berdialog.
“Kami akan mengundang Dinas Perkim dan pihak-pihak terkait untuk membahas solusi terbaik mengenai tower ini,” lanjut Kamil.
Insiden Coran Tower Ambruk di Bekasi, Picu Kekhawatiran Warga
Sebelumnya, warga Perumahan Telaga Emas, Blok K1, RT 06/RW 13, Kelurahan Harapan Baru, Bekasi Utara, menyatakan kekhawatiran mereka terkait tower yang berdiri di atas rumah pasangan suami-istri Waluyo dan Sri Wulandari.
Warga khawatir tower tersebut berisiko ambruk, terutama saat cuaca buruk seperti hujan dan angin kencang.
“Takut (ambruk), kalau ada petir, angin pas hujan, apalagi sekarang musim hujan,” ujar Rosmala, 42 tahun.
Warga semakin khawatir setelah mendengar insiden runtuhnya menara provider di Desa Karang Satria, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, yang menewaskan seorang pekerja.
Hal ini semakin menambah ketakutan warga, yang merasa kejadian serupa bisa terjadi di wilayah mereka.
“Kami juga ke sana (Tambun Utara). Kalau misalnya kejadian ini terjadi di posisi kami, kami pasti lebih khawatir. Kejadiannya hampir sama persis dengan yang terjadi di sini,” tandasnya. (Alf)