BANDUNG, BacainD.com – Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), Komisaris Jenderal Polisi Drs. Ahmad Dofiri, M.Si., secara resmi membuka pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-34 dan Sespimmen Polri Dikreg ke-65 Tahun Anggaran 2025 di Gedung Utaryo, Lembang, Bandung Barat, pada Rabu (15/1/2025).
Acara pembukaan ini dihadiri oleh 105 peserta Sespimti dan 370 peserta Sespimmen, yang terdiri dari personel Polri, TNI, serta perwakilan kementerian dan lembaga lainnya.
Dalam sambutannya, Komjen Pol. Ahmad Dofiri menyampaikan apresiasi tinggi terhadap keberhasilan para peserta yang berhasil mengikuti pendidikan setelah melewati proses seleksi ketat dan kompetitif.
“Keberhasilan saudara mengikuti pendidikan ini adalah bukti kualitas dan potensi besar yang saudara miliki. Ini adalah langkah awal untuk membangun kompetensi kepemimpinan tingkat tinggi dan menengah,” ujar Wakapolri.
Dalam pembekalannya, Komjen Pol. Ahmad Dofiri menekankan berbagai tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia, baik di tingkat global maupun domestik.
Di tingkat global, konflik geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina serta ketegangan di kawasan Asia Timur, menjadi isu yang memengaruhi stabilitas dunia.
Sementara itu, di dalam negeri, ancaman terorisme, radikalisme, dan gangguan keamanan di Papua masih menjadi tantangan serius yang membutuhkan penanganan yang komprehensif dan sinergis.
Era digital dan hyper-connectivity juga diakui Wakapolri sebagai ancaman baru yang harus dihadapi, dengan munculnya hoaks dan potensi disintegrasi sosial.
“Tantangan-tantangan ini hanya bisa diatasi oleh pemimpin yang berpengetahuan luas, berkreativitas tinggi, dan cepat beradaptasi dengan perubahan zaman,” jelas beliau.
Komjen Pol. Ahmad Dofiri menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan untuk Sespimti dan Sespimmen disusun dengan fokus pada tiga pilar utama antara lain,
1. Pembangunan Karakter: Penanaman nilai kebhayangkaraan, kepemimpinan, integritas, dan antikorupsi.
2. Ilmu Kepolisian Modern: Pemahaman tentang isu-isu strategis seperti kejahatan transnasional, keamanan siber, dan manajemen krisis.
3. Kapita Selekta: Wawasan dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan keamanan global.
Pentingnya pembelajaran berbasis praktik juga ditekankan agar peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh untuk menghadapi tantangan di lapangan.
Komjen Pol. Ahmad Dofiri mengingatkan peserta didik untuk selalu menjunjung tinggi tiga prinsip utama dalam kepemimpinan, yaitu tanggon, tanggap, dan trengginas.
Ketiga nilai tersebut meliputi mental kokoh, intelektual tajam, dan fisik prima yang harus menjadi pondasi dalam menghadapi kompleksitas tugas ke depan.
“Manfaatkan waktu pendidikan ini untuk menggali ilmu, memperluas wawasan, dan membangun kolaborasi yang solid. Jadilah pemimpin yang mampu menghadapi tantangan, sekaligus menjadi teladan bagi organisasi dan masyarakat,” pesan Wakapolri.
Melalui pendidikan Sespimti dan Sespimmen, diharapkan para peserta dapat menjadi agen perubahan yang mampu membawa organisasi ke arah yang lebih profesional, modern, dan terpercaya.
Dengan bekal ilmu dan pengalaman yang diperoleh, peserta didik diharapkan mampu menghadapi tantangan global serta mendukung pembangunan nasional secara efektif.
“Selamat menempuh pendidikan. Semoga saudara dapat menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas, visioner, dan adaptif,” tutup Komjen Pol. Ahmad Dofiri. (Frm)