BEKASI, BacainD.com – Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, memberikan apresiasi tinggi kepada PT Gunung Raja Paksi (GRP) Tbk atas kontribusinya yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, PT GRP berhasil mencatatkan ekspor baja dengan nilai mencapai 87 juta USD, yang memperlihatkan potensi besar industri baja dalam negeri.
Pada acara pelepasan ekspor baja jenis Welded Beam ke New Zealand pada Rabu (15/01/2025), Dedy Supriyadi mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian PT GRP.
Dalam kesempatan tersebut, perusahaan yang berbasis di Kabupaten Bekasi ini mengekspor sebanyak 1.200 metrik ton baja, dengan total nilai ekspor mencapai 1,5 juta dolar AS.
Kontribusi Signifikan PT GRP terhadap Ekonomi Nasional
Dedy Supriyadi mengungkapkan bahwa ekspor baja dari PT GRP ini memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan industri dan peningkatan neraca perdagangan Indonesia.
Ia menilai produk baja yang dihasilkan PT GRP, terutama jenis Welded Beam, berkontribusi langsung pada penguatan sektor manufaktur, serta memperkokohkan posisi Indonesia di pasar ekspor.
“Kami bangga dengan capaian PT GRP yang telah menunjukkan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Ekspor baja ini menjadi salah satu bukti keberhasilan perusahaan lokal dalam merambah pasar global,” ujar Dedy Supriyadi dalam sambutannya.
Menurut Dedy, keberhasilan PT GRP dalam menembus pasar ekspor, khususnya New Zealand, dapat menjadi inspirasi bagi industri lain di Kabupaten Bekasi.
Ia berharap, pencapaian ini dapat mendorong lebih banyak pelaku usaha lokal untuk berinovasi dan bersaing di pasar global, demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
“Keberhasilan PT GRP ini menunjukkan bahwa produk baja Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Semoga ini menjadi contoh bagi seluruh pelaku industri di Kabupaten Bekasi untuk terus berinovasi dan meningkatkan daya saing,” tambahnya.
Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso, juga turut memberikan apresiasi terhadap ekspor baja PT GRP ke New Zealand.
Menurutnya, pemanfaatan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (FTA) memungkinkan produk baja dari Indonesia untuk masuk ke pasar New Zealand tanpa dikenakan bea masuk atau tarif impor 0%.
Ini menjadi keuntungan besar bagi Indonesia dalam bersaing dengan produk baja dari negara-negara lain.
“Berkat FTA ASEAN-Australia-New Zealand, produk baja kita dapat memasuki pasar New Zealand dengan bea masuk 0%. Ini memberikan peluang besar bagi produk Indonesia untuk lebih kompetitif di pasar global,” jelas Budi Santoso.
Untuk saat ini, kata Budi, Selandia Baru, yang tengah menjalankan sejumlah proyek besar seperti pembangunan jembatan dan bandara, menawarkan peluang besar bagi produk baja Indonesia.
Budi Santoso mendorong agar lebih banyak pelaku industri di Indonesia meningkatkan kualitas produk mereka untuk dapat bersaing di pasar internasional.
“Proyek-proyek besar di New Zealand membuka peluang bagi Indonesia untuk memasok baja. Kami harap lebih banyak perusahaan Indonesia yang bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan ekspor, sekaligus meningkatkan kualitas produk agar dapat bersaing sehat di pasar global,” tutup Budi Santoso. (Alf)