JAKARTA, BacainD.com – Indonesia memiliki visi besar menuju Indonesia Emas 2045, dengan tujuan menjadi negara maju dengan PDB terbesar kelima dunia.

Visi ini memerlukan upaya optimalisasi bonus demografi yang dimiliki Indonesia melalui pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Namun, Indonesia menghadapi tantangan dalam produktivitas tenaga kerja yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga ASEAN.

Sebagian besar tenaga kerja Indonesia masih bekerja di sektor dengan produktivitas rendah, seperti jasa perdagangan, jasa lainnya, dan pertanian.

Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Moh. Rudy Salahuddin, menyatakan bahwa dibutuhkan strategi khusus untuk mendorong produktivitas nasional.

Salah satu strategi yang perlu diperhatikan adalah pengalihan sumber daya manusia (SDM) dan input produksi lainnya ke sektor-sektor yang lebih produktif, serta meningkatkan output setiap unit input produksi, khususnya melalui peningkatan produktivitas SDM.

“Kita harus menggeser atau me-realokasi SDM ke sektor-sektor yang lebih produktif. Salah satunya adalah dengan meningkatkan keterampilan tenaga kerja untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti industri elektronik,” ujar Deputi Rudy dalam acara Diseminasi Akhir Proyek METI Skills di Kantor Kemenko Perekonomian pada Rabu (26/02/2025).

Industri elektronik, kata Dia, menjadi salah satu sektor prioritas yang menjadi fokus pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pada tahun 2024, sektor ini tumbuh sebesar 6,16%, dengan kontribusi terhadap PDB nasional yang stabil dalam lima tahun terakhir.

Namun, sebagian besar tenaga kerja di sektor ini memerlukan keterampilan teknis yang lebih tinggi, yang menjadi tantangan besar karena lebih dari 50% angkatan kerja Indonesia masih berpendidikan rendah.

Proyek METI Skill untuk Meningkatkan Keterampilan Tenaga Kerja

Dalam upaya meningkatkan keterampilan tenaga kerja di sektor elektronik, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Organisasi Perburuhan Internasional ILO dan Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang melalui Proyek METI Skills.

Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan mendukung perilaku bisnis yang bertanggung jawab guna meningkatkan produktivitas di sektor elektronik.

Progam ini, sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas SDM dan menarik investasi di industri semikonduktor.

Deputi Rudy mengapresiasi upaya ILO dan Pemerintah Jepang dalam meluncurkan proyek yang telah berjalan sejak April 2023 silam.

“Terima kasih kepada ILO dan Pemerintah Jepang atas inisiatif Proyek METI Skills, yang mendukung sektor elektronik Indonesia,” katanya.

Sejak dimulai, proyek ini telah melibatkan 1.150 pengusaha dan pekerja dari sektor elektronik dan mengadakan 24 lokakarya serta seminar di seluruh Indonesia.

Proyek ini juga telah menghasilkan panduan untuk pengusaha mengenai pemagangan dan pengembangan keterampilan, serta melakukan kajian terkait keterampilan di sektor elektronik.

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi, menekankan pentingnya melanjutkan praktik-praktik baik dalam pengembangan kualitas tenaga kerja Indonesia, seperti peningkatan keterlibatan industri dan lembaga pelatihan vokasi.

Pemerintah berkomitmen untuk memperkuat kebijakan terkait bisnis yang bertanggung jawab, menciptakan iklim investasi yang kondusif, serta meningkatkan perlindungan bagi pekerja.

Edi juga menekankan perlunya pelibatan industri dalam upskilling dan reskilling tenaga kerja untuk menghadapi tantangan teknologi baru.

“Pemerintah berkomitmen melanjutkan inisiatif ini untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pekerjaan layak, yang juga akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Penghargaan bagi Mitra Proyek METI Skills

Pada acara tersebut, penghargaan diberikan kepada mitra-mitra yang terlibat dalam Proyek METI Skills, termasuk perwakilan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bekasi, Infineon Technologies, Diamond Electric Indonesia, KADIN Indonesia, APINDO, dan lainnya.

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi mereka dalam pengembangan keterampilan dan penguatan sektor elektronik Indonesia.

Dengan sinergi antara pemerintah, industri, dan lembaga pelatihan vokasi, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja, mendorong produktivitas, dan menciptakan ekosistem yang lebih baik bagi pertumbuhan ekonomi nasional. (AZ)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *