JAKARTA, BacainD.com – Belum kelar persoalan viralnya video guru dan murid di Gorontalo, jagad pendidikan indonesia kembali digemparkan oleh kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh oknum ustadz kepada santrinya di salah satu Pondok Pesantren di Kabupaten Bekasi.
Selain ingin melatih kemandiri dan menimba ilmu agama, para orang tua terkadang memilih pondok pesantren untuk tempat pendidikan anaknya, agar tidak masuk dalam sirkel pergaulan bebas.
Namun, layaknya pagar makan tanaman, oknum ustadz Pesantren di Kabupaten Bekasi, malah diduga menjadi pelaku kasus pencabulan dan menghancurkan masa depan santrinya.
Sontak saja, maraknya kasus tindak asusila yang melibatkan oknum guru dan murid di dunia pendidikan kembali menjadi sorotan publik.
Prof Jejen Musfah, Pemerhati Pendidikan menyampaikan, pentingnya meningkatkan kualitas guru dan pengawasan bersama, sebagai langkah preventif untuk melakukan pencegahan kasus asusila di dunia pendidikan kembali terjadi.
“Dalam pencegahan tindak asusila, hal pertama yang harus diperhatikan adalah kualitas pendidikan,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, tenaga pendidik harus mampu menciptakan lingkungan belajar mengajar yang aman bagi peserta didiknya.
“Guru harus mampu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi para siswa,” ujarnya.
Ia menekankan, pengawasan dari semua pihak, merupakan suatu hal yang penting dan harus ditekankan.
Bahkan, pihak sekolah, guru dan orang tua, harus bisa mendeteksi tanda-tanda awal tindakan negatif terhadap anak.
Terutama, kata Dia, peranan orang tua sangatlah penting dalam mengawasi anak-anaknya. Terlebih jika ada perubahan perilaku atau kecenderungan negatif dari sang anak.
“Pengawasan bersama antara sekolah dan orang tua sangat penting. Agar anak-anak terlindungi dari tindakan tidak terpuji,” jelasnya. (Alf/red)