SEMARANG, BacainD.com – Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Direktorat Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Anak (PPA) serta Perlindungan Perempuan dan Anak (PPO) Bareskrim Polri menggelar kegiatan edukatif bertajuk RISE & SPEAK di MTs Negeri Salatiga, Selasa (22/4/2025).

Kegiatan dengan mengusung tema ‘Berani Bicara, Selamatkan Sesama’ tersebut, dihadiri langsung oleh Direktur PPA dan PPO yang juga merupakan alumni MTsN Salatiga angkatan 1988.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong siswa, guru, serta masyarakat agar tidak tinggal diam terhadap segala bentuk kekerasan.

Selain itu, acara ini juga menekankan pentingnya penanaman budaya pencegahan sejak dini di lingkungan sekolah.

“Diam bukanlah pilihan. Berani bicara itu mulia,” tegas Brigjen Nurul, Direktorat PPA dan PPO dalam sambutannya.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur PPA dan PPO menjelaskan bahwa Dit Tipid PPA dan PPO Bareskrim Polri tidak hanya bertindak tegas terhadap pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak, tetapi juga berfokus pada pembangunan ekosistem edukatif yang melibatkan berbagai pihak.

Mulai dari guru, siswa, orang tua, hingga komunitas pesantren.

“Kami hadir bukan hanya untuk menegakkan hukum, tetapi juga untuk membangun budaya pencegahan dan perlindungan yang inklusif, adil, dan berperspektif gender,” tambahnya.

Sebagai bagian dari program RISE & SPEAK, sekolah-sekolah diajak untuk membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), menyediakan kanal pelaporan ramah anak, mengadakan pelatihan untuk guru, serta memberikan pendampingan psikososial bagi korban kekerasan.

Siswa juga didorong untuk menjadi agen perubahan melalui berbagai program, seperti ROOTS.

“MTsN Salatiga kami dorong untuk menjadi pelopor dalam menciptakan sekolah yang ramah anak, serta menjadi tempat yang melindungi nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan dalam Islam,” ujarnya menutup pembicaraan.

Kepada para guru, Direktur PPA dan PPO mengingatkan pentingnya penerapan Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 untuk mencegah kekerasan sejak dini.

Sementara itu, kepada para siswa, beliau menyampaikan tujuh langkah praktis untuk melindungi diri dan orang lain dari kekerasan.

Beberapa di antaranya termasuk membangun komunikasi terbuka dengan guru dan orang tua, serta menghindari lingkungan yang berisiko.

“Jadikan ilmu sebagai cahaya, dan akhlak sebagai perisai dari segala bentuk kejahatan. Jangan takut untuk bicara jika ada hal yang tidak nyaman,” pesan beliau kepada para siswa.

Acara tersebut ditutup dengan syair pantun yang menggugah semangat para siswa untuk berani melaporkan kekerasan jika mereka melihat atau mengalaminya.

“Jika melihat yang disakiti, jangan diam, ayo bantu dan tegur dengan santun,” salah satu pantun yang disampaikan oleh Direktur PPA dan PPO.

Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari Polres Salatiga dan disambut antusias oleh seluruh civitas akademika MTsN Salatiga.

Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian bersama, acara ini diharapkan dapat menjadi awal dari terciptanya lingkungan pendidikan yang lebih aman dan ramah anak di Indonesia. (Frm)

Ikuti Channel WhatsApp Bacaind
Bagikan: