BEKASI, BacainD.com – Tanto Surioto, ayah dari AF terlapor dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap Satpam RS Mitra Keluarga Bekasi, akhirnya angkat bicara.

Ia menyebut bahwa banyak pemberitaan mengenai anaknya, baik di media mainstream maupun media sosial, yang keliru dan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

“Berita yang beredar sebenarnya lebih banyak hoaks dan jauh dari kenyataan,” ujar Tanto saat dikonfirmasi, Kamis (10/4/2025), seperti yang dikutip dari Radar Bekasi.

Iklan Jakarta Fair 2025
KLIK GAMBAR INI - ADV SPESIAL JAKARTA FAIR 2025
Jakarta Fair 2025

Menurutnya, hingga saat ini anaknya belum menjalani pemeriksaan resmi oleh penyidik, namun sejumlah informasi yang beredar menyebut seolah-olah AF sudah ditetapkan sebagai buronan atau masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).

“Anak saya baru akan menjalani BAP, tetapi berita yang dihembuskan bahwa sudah DPO,” jelas Tanto yang dikenal sebagai pakar IT dan digital marketing.

Tanto juga menjelaskan bahwa keluarganya sedang mengalami duka mendalam.

Ayahnya, kakek dari AF, meninggal dunia pada malam takbiran, 30 Maret 2025, di RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, hanya sehari setelah insiden yang melibatkan AF dan sekuriti bernama Sutiyono (39) terjadi pada Sabtu malam, 29 Maret 2025.

“Kami sedang mengalami musibah, orangtua saya sakit kritis di RS Mitra Keluarga Bekasi kemudian meninggal saat pergantian hari, masuk 1 Syawal, bahkan saya tidak bisa salat Ied karena kami harus segera mengurus jenazah papa saya dikirim ke Pontianak untuk pemakaman,”  tuturnya.

Terkait isu bahwa AF melarikan diri ke Pontianak, Tanto membantah keras.

Ia menjelaskan, kepergian keluarga ke Pontianak adalah untuk pemakaman dan telah dikoordinasikan dengan pihak penyidik.

“Sejak surat pemanggilan pertama, anak saya sudah langsung koordinasi dengan penyidik bahwa saat surat diterima, kita sedang di Pontianak dan sudah melakukan penjadwalan ulang,” ujarnya.

Tanto juga menekankan bahwa keluarga tetap berkomunikasi aktif dengan pihak kepolisian dan rumah sakit.

Dirinya menegaskan bahwa keluarganya memiliki itikad baik dan siap membantu pengobatan korban. Karena itu, ia menyayangkan tudingan bahwa mereka tidak menunjukkan tanggung jawab.

“Tapi hoaks yang muncul, kita dituduh tidak ada itikad baik,” sesalnya.

Ia menyebut telah menyerahkan identitas, termasuk fotokopi KTP dan kontak kepada pihak keamanan serta aparat.

“Setelah kejadian, kita melakukan beberapa kali mediasi dalam kondisi keluarga kami sedang panik akan kondisi papa saya, namun kita sudah kasih fotocopy KTP, saya sudah memberikan no hp saya kepada Binmaspol, komandan satpam, dan disaksikan kakak serta istri security yang terlibat cekcok dengan anak saya,” ungkapnya.

Lebih jauh, ia membantah bahwa AF melakukan tindakan penganiayaan fisik terhadap korban.

Menurutnya, tidak ada pukulan atau kekerasan dalam kejadian tersebut, dan ia percaya bukti rekaman CCTV akan membuktikan hal tersebut.

“Headline pemberitaan adalah penganiayaan, namun anak saya tidak pernah sampai memukul sekalipun saat cekcok tersebut terjadi. Jika ini diproses hukum, insyaallah CCTV dan bukti yang ada tidak dapat membuktikan adanya tindakan penganiayaan. Allah SWT takkan membiarkan kedzaliman terjadi,” kata dia tegas.

Tanto berharap agar semua pihak dapat memahami situasi keluarga yang tengah dilanda duka dan keterbatasan saat ini.

“Saya dan adik-adik habis-habisan dalam hal biaya pengobatan orangtua, kemudian harus mengembalikan jenazah ke Pontianak, melakukan pemakaman, dan semua terjadi saat high season atau peak season, tiket pesawat melambung tinggi Secara keuangan kami sangat terpengaruh,” pungkasnya. (Red/*)

Ikuti Channel WhatsApp Bacaind
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *