
TEMANGGUNG, BacainD.com โ PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dikabarkan sudah tidak lagi membeli bahan baku tembakau dari Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sejak tahun lalu.
Meski begitu, para petani setempat mengaku tidak terlalu terdampak oleh keputusan tersebut.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) DPC Temanggung, Siyamin, mengungkapkan bahwa penghentian pembelian oleh Gudang Garam disebabkan oleh beberapa faktor.
Di antaranya adalah stok tembakau yang masih melimpah, penurunan omzet perusahaan, serta menurunnya produksi dan penjualan rokok.
“Gudang Garam sudah tidak ambil tembakau dari Temanggung sejak tahun lalu. Itu pun petani tidak masalah,” ujar Siyamin dikutip, Senin (16/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa tembakau asal Temanggung memiliki peran penting sebagai “lauk” atau pemberi rasa khas dalam rokok kretek.
Karena itu, hampir seluruh pabrikan besar tetap memerlukan tembakau dari daerah ini.
Meski Gudang Garam menghentikan pembelian, petani tembakau Temanggung tetap dapat menjual hasil panen mereka ke pabrik lain.
Pangsa pasar tembakau Temanggung disebut masih luas, dan harga jualnya pun relatif stabil.
“Selama petani menggarap tembakau dengan benar, tidak ada masalah. Mereka bisa menjual ke siapa saja yang mau membeli dengan harga layak,” jelas Siyamin.
Dari total produksi sekitar 10 ribu ton per tahun yang dihasilkan dari 12.000 hektare lahan, sebagian besar kini diserap oleh PT Djarum dengan kebutuhan sekitar 7.000 ton.
Pabrik lain seperti Sukun dan sejumlah pabrik rokok kecil di Kudus serta Malang juga ikut menyerap sisanya.
“Misalnya Sukun butuh 1.000-2.000 ton, lalu pabrik-pabrik kecil di Kudus dan Malang juga banyak, jadi sebenarnya serapan tetap tinggi,” bebernya.
Menanggapi maraknya peredaran rokok ilegal, Siyamin menyebut hal tersebut belum berdampak signifikan terhadap petani tembakau.
Namun ia mengakui bahwa penerimaan negara melalui Bea Cukai memang berkurang akibat rokok ilegal.
“Untuk petani, dampaknya belum begitu terasa,” pungkasnya. (Frm)