BEKASI, BacainD.com โ€“ Keluarga Ihwan Sahab (28), warga Kabupaten Bekasi yang menjadi korban penyiksaan hingga tewas di Kamboja, memutuskan untuk memakamkan jenazahnya di negara tersebut.

Keputusan ini diambil karena tingginya biaya pemulangan jenazah ke Indonesia, yang diperkirakan mencapai Rp 200 juta.

โ€œSaya sepakat dimakamkan di sana saja karena prosesnya lama, bisa dua minggu, dan biayanya sangat besar, sekitar Rp 200 juta,โ€ ujar adik korban, Subiyantoro (23), saat ditemui di kediamannya di Perumahan Villa Gading Harapan, Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Kamis (17/4/2025).

Iklan Jakarta Fair 2025
KLIK GAMBAR INI - ADV SPESIAL JAKARTA FAIR 2025
Jakarta Fair 2025

Saat ini, jenazah Ihwan masih berada di rumah sakit di Kamboja, dan keluarga masih menunggu informasi resmi terkait waktu pemakaman.

Subiyantoro menegaskan bahwa pihak keluarga telah meminta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh agar memastikan proses pemakaman dilakukan sesuai syariat Islam.

โ€œKami minta bukti yang lengkap. Harus ada foto dan video saat pemandian, pengafanan, salat jenazah, sampai pemakaman. Itu penting buat kami yakin bahwa itu benar kakak saya,โ€ ujarnya.

Ia juga mengancam akan menempuh jalur hukum apabila KBRI tidak dapat memberikan dokumentasi tersebut. โ€œKalau tidak ada buktinya, saya akan tuntut KBRI. Ini tanggung jawab mereka,โ€ tegasnya.

Ihwan Sahab sebelumnya dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit Kamboja pada Senin pagi (14/4/2025). Keluarga mengetahui kabar duka itu setelah dihubungi oleh staf KBRI Phnom Penh.

Korban sempat menjalani perawatan sejak 28 Maret 2025. Menurut kesaksian adiknya, Ihwan mengaku disiksa selama dua hari oleh 15 orang asal China dan Indonesia, karena gagal memenuhi target perusahaan tempatnya bekerja, yang diduga menjalankan praktik scamming.

Selama penyiksaan, tubuh Ihwan disetrum, dipukul hingga mengalami luka lebam di sekujur tubuh, termasuk di bagian mata. Kepalanya juga dihantam benda tumpul hingga mengalami pendarahan otak.

Setelah pingsan, korban dibuang ke jalan dalam kondisi tanpa busana, lalu ditemukan oleh polisi setempat dan dibawa ke rumah sakit.

Meski sempat menunjukkan perbaikan kondisi dan dapat berkomunikasi, kesehatan Ihwan kembali menurun sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Kasus ini menambah panjang daftar pekerja migran Indonesia yang menjadi korban kekerasan di luar negeri, khususnya dalam jaringan kerja ilegal seperti penipuan daring (scamming).

Keluarga Ihwan berharap pemerintah dapat menindaklanjuti kasus ini dan memberikan keadilan. (Alf)

Ikuti Channel WhatsApp Bacaind
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *