
BEKASI, BacainD.com – Organisasi Jawara Jaga Kampung (JAJAKA) menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus tasyakuran Milad ke-8, pada Sabtu malam (4/10/2025) di Saung Jajaka, Gabus Srijaya, Kabupaten Bekasi.
Mengusung tema “Merajut Kebersamaan, Memperkuat Tali Silaturahim Umat”, kegiatan tersebut berlangsung khidmat dan hangat, dihadiri tokoh masyarakat, ulama, serta anggota JAJAKA dari berbagai wilayah se-NKRI.
Acara yang dimulai pukul 19.30 hingga 23.00 WIB itu diisi dengan tausiyah dari sejumlah penceramah, antara lain Ustadz Bahrudin, Ustadz Aang, dan KH Abdul Hadi.
Dalam ceramahnya, mereka mengingatkan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari, menjaga persaudaraan, serta memperkuat kepedulian sosial di tengah dinamika zaman.
Ketua Panitia, Maskur Doblang, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar seremoni keagamaan, melainkan wujud rasa syukur atas perjalanan panjang JAJAKA selama delapan tahun berdiri.
Ia berharap momentum ini dapat mempererat ukhuwah islamiyah di antara anggota dan masyarakat.
“Kami berharap melalui peringatan Maulid dan Milad ke-8 ini, seluruh anggota JAJAKA semakin solid, dan masyarakat semakin mempererat ukhuwah islamiyah. Ini adalah bentuk rasa syukur atas perjalanan JAJAKA mengabdi untuk umat,” ujar Maskur Doblang.
Sementara itu, Ketua Umum JAJAKA, HK Damin Sada, menegaskan kembali makna sejati dari kata jawara. Ia menjelaskan bahwa jawara bukan sekadar jagoan atau pesilat, melainkan sosok yang memiliki kelebihan dan manfaat bagi sesama.
“Jawara itu bukan cuma jago silat seperti yang orang tahu. Buat saya, jawara adalah orang yang punya kelebihan—yang bagus bacaan Al-Qur’annya, itu jawara. Ustadz, ulama, ahli komputer, orang yang pintar usaha—semua itu jawara. Jadi jangan salah tafsir, jawara bukan sekadar jagoan, tapi orang yang bermanfaat bagi sesama,” tegas Damin Sada.
Sebagai puncak acara, dilakukan pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur atas delapan tahun perjalanan JAJAKA. Momen ini disambut hangat oleh seluruh hadirin dan dilanjutkan dengan makan bersama sebagai wujud kebersamaan dan rasa syukur. Suasana malam semakin khidmat saat lantunan shalawat dan doa bersama mengiringi penutupan acara.
Delapan tahun perjalanan JAJAKA menjadi refleksi komitmen organisasi dalam menjaga silaturahim, mempererat persatuan, serta terus berkontribusi bagi umat dan bangsa.
Semangat kebersamaan yang terpancar dalam peringatan tersebut menegaskan bahwa JAJAKA bukan sekadar organisasi, melainkan gerakan sosial yang tumbuh dari hati masyarakat.(Ben)