BEKASI, BacainD.com – Suasana penuh semangat mewarnai acara Wisuda ke-29 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Pranata Indonesia serta Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Cipto Hadi Pranoto ke-19, dalam Sidang Senat Terbuka di Hotel Horison, Kamis (16/10/2025).

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, Ketua FKLID Jawa Barat, Benny Tungul, serta Direktur Binalavogan Ditjen Binalovotas Kementerian Ketenagakerjaan, Solahudin.

Ketua FKLID Jawa Barat, Benny Tungul, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan dan dunia kerja untuk menekan angka pengangguran, khususnya di Kota Bekasi dan wilayah Jawa Barat.

“Hari ini kami menghadirkan Direktur Binalavogan dari Kementerian Tenaga Kerja untuk memberikan sosialisasi tentang program pemagangan bagi lulusan perguruan tinggi. Ini menjadi peluang besar bagi kampus-kampus agar mahasiswa bisa langsung terserap di dunia kerja,” ujarnya.

Benny menambahkan, program tersebut merupakan langkah strategis untuk memperkuat keterampilan lulusan agar sesuai kebutuhan industri, sekaligus mengurangi angka pengangguran usia muda.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, menyampaikan apresiasi kepada pihak kampus yang terus berinovasi dalam mencetak sumber daya manusia unggul dan siap kerja.

“Alhamdulillah, lembaga pendidikan kita kini semakin luar biasa. Ketika mahasiswa lulus, mereka sudah dipersiapkan untuk langsung bekerja atau magang di perusahaan,” kata Harris.

Ia juga mengungkapkan adanya kerja sama (MoU) antara pihak kampus dan sejumlah perusahaan dalam rangka memperluas kesempatan kerja, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

“Saya kira ini langkah luar biasa. Kota Bekasi sendiri telah lama bersinergi dengan Kementerian Ketenagakerjaan melalui lembaga pelatihan Cevest. Bahkan kami telah mengirimkan sejumlah sarjana muda untuk pelatihan dan kerja ke Jepang,” paparnya.

Harris menambahkan, Pemkot Bekasi juga berkomitmen memberikan pelatihan bagi kelompok lansia dan penyandang disabilitas agar dapat mandiri melalui kegiatan UMKM dan program informal lainnya.

Direktur Binalovogan Ditjen Binalavotas Kementerian Ketenagakerjaan, Solahudin, menjelaskan bahwa pemerintah terus memperluas program pemagangan berbasis industri sebagai jembatan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.

“Dalam program ini, pemerintah hanya mempertemukan calon tenaga kerja dengan industri. Proses pemagangan berbasis pada kebutuhan industri agar lulusan bisa langsung adaptif terhadap dunia kerja,” jelasnya.

Solahudin mengungkapkan, saat ini Kemenaker membuka kuota pemagangan dalam negeri sebanyak 20.000 peserta, dan pada November mendatang akan dibuka lagi gelombang kedua untuk 80.000 peserta sesuai arahan Menteri Ketenagakerjaan.

“Kalau peminatnya tinggi, tahun depan bisa kita buka lagi sesuai arahan pimpinan. Harapannya tentu agar link and match antara dunia industri dan dunia pendidikan semakin kuat, serta pengangguran dapat ditekan lebih cepat,” tandasnya.

Kegiatan wisuda ini bukan sekadar seremoni kelulusan, tetapi juga menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan dunia industri.

Program pemagangan menjadi salah satu strategi konkret dalam menyiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan global dan berdaya saing tinggi.

Ikuti Channel WhatsApp Bacaind
Bagikan: