
KAIRO, BacainD.com – Aksi damai “Global March to Gaza” yang diikuti ribuan aktivis kemanusiaan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, dihentikan oleh otoritas Mesir sebelum berhasil mencapai gerbang Rafah, perbatasan Mesir-Gaza.
Dalam keterangan pers Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al-Aqsha (KPIPA), Jumat (20/6/2025), disebutkan lebih dari 4.000 peserta dari 80 negara gagal mendapat izin melanjutkan perjalanan ke Gaza.
Mereka akhirnya dipulangkan ke negara masing-masing.
Aksi tersebut bertujuan menuntut dibukanya blokade terhadap bantuan kemanusiaan dan dihentikannya genosida Israel di Gaza.
Para peserta rencananya akan berjalan kaki selama dua hari dari Al-Arish menuju Rafah.
Namun sejak 12 hingga 15 Juni 2025, otoritas Mesir melarang seluruh pergerakan massa.
Ketua KPIPA Nurjanah Hulwani yang tergabung dalam delegasi Indonesia mengatakan, mereka sempat direncanakan berkumpul di Ismailiyah pada 13 Juni.
Namun, peserta dari berbagai negara dihadang polisi Mesir di Distrik 10 Ramadhan.
Beberapa ditahan, lainnya dipaksa kembali dan paspor mereka disita hingga bandara Kairo.
“Keselamatan menjadi prioritas. Kami akhirnya kembali ke hotel dan menunggu instruksi selanjutnya,” kata Nurjanah.
Selain Nurjanah, delegasi Indonesia terdiri dari Salman Al-Farisi (MINDA), Maryam Rachmayani (Adara dan ARI BP), serta Indah Kurniati (Adara).
Meski gagal mencapai Gaza, semangat solidaritas tak surut.
Dalam pernyataannya, panitia menyebut bahwa perjuangan masih berlanjut di negara masing-masing, dan aksi ini merupakan bagian dari gerakan global menentang ketidakadilan.
“Ini bukan akhir perjuangan. Ini adalah awal. Kita tetap akan bergerak bersama demi menghentikan kekejian di Palestina dan membangun masa depan yang berlandaskan keadilan dan cinta,” tutup Nurjanah. (Frm)