
BEKASI, BacainD.com – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi mengakuisisi Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi dari Yayasan YPI 45.
Setelah proses akuisisi rampung, kampus tersebut kini bertransformasi menjadi Universitas Muhammadiyah Indonesia (UM-ID).
Sebagai langkah awal, PP Muhammadiyah melalui Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) menggelar Rapat Kerja (Raker) pada 26–27 September 2025 di kampus UM-ID, Bekasi.
Kegiatan ini menjadi ajang konsolidasi internal untuk menyatukan potensi sekaligus merumuskan program prioritas dalam pengembangan UM-ID ke depan.
Raker diikuti oleh jajaran PP Muhammadiyah, Majelis Diktilitbang, Badan Pengurus Harian (BPH), serta seluruh pejabat kampus, mulai dari rektor, dekan, ketua program studi, hingga unit pelaksana teknis.
Ketua Tim BPH UM-ID, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum, menyampaikan bahwa raker menghasilkan tujuh prioritas dan 17 strategi akselerasi untuk mendorong transformasi UM-ID menjadi universitas unggul, bereputasi internasional, dan berdampak bagi masyarakat.
“Tujuh prioritas itu antara lain penguatan regulasi dan statuta, tata kelola kepemimpinan berbasis Good University Governance (GUG), sistem mutu, transparansi keuangan, pengembangan SDM unggul dan berkarakter, digitalisasi tata kelola, serta penguatan kerja sama strategis di tingkat nasional dan internasional,” ujar Harun, Senin (29/9/2025).
Selain itu, 17 strategi akselerasi disusun sebagai peta jalan pengembangan UM-ID, meliputi penyusunan statuta baru sesuai pedoman Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), penyelarasan visi-misi dengan arah strategis persyarikatan, pembentukan tata pamong transparan, hingga penguatan sistem IT terintegrasi.
Raker juga menekankan program “quick win” dalam transformasi UM-ID, seperti pembukaan prodi baru di bidang kesehatan dan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI/IT), peningkatan SDM melalui studi lanjut S3, penelitian kolaboratif, sertifikasi dosen, serta penguatan karier akademik.
Anggota Tim BPH UM-ID, Prof. Fauzan, menambahkan bahwa transformasi kampus ini tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga menyentuh aspek substansial seperti kurikulum berbasis APM (Adaptif, Progresif, Moderatif).
“Kurikulum APM ini berpijak pada teknologi modern namun tetap menjunjung tinggi nilai humanitas,” ungkap Prof. Fauzan.
Sementara itu, Dr. Jaenuddin menegaskan bahwa UM-ID diharapkan menjadi universitas unggulan yang bereputasi internasional, melalui peningkatan akreditasi program studi, penguatan kapasitas dosen, serta kerja sama riset dan akademik lintas negara.
“PP Muhammadiyah memiliki komitmen kuat agar UM-ID benar-benar berdampak, tidak hanya bagi masyarakat Bekasi dan Jawa Barat, tetapi juga di tingkat global,” ujarnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua PP Muhammadiyah Prof. Irwan Akib, M.Pd., Bendahara Umum PP Muhammadiyah Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D., serta mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof. Sofyan Anif.
Dengan hasil raker ini, PP Muhammadiyah optimistis UM-ID akan tumbuh menjadi perguruan tinggi yang unggul dalam tata kelola, inovatif dalam riset, serta relevan dengan kebutuhan zaman berakar kuat pada nilai-nilai Islam berkemajuan. (Bung Suryo)