
JAKARTA, BacainD.com – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menanggapi maraknya konten berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang menyesatkan publik, termasuk visual palsu tentang kerusakan alam di Raja Ampat.
Plt. Direktur Komunikasi Publik Kemkomdigi, Marroli J. Indarto, mengakui bahwa visual yang dihasilkan AI kini semakin sulit dibedakan dengan gambar asli.
“Memang harus diakui, sekarang semakin susah (dibedakan), sehingga perlu pendalaman dan kecermatan dari masyarakat. Secara teknis, tone dan elemen visual lainnya perlu dicek ulang,” ujar Marroli dalam konferensi pers di Kantor Kemkomdigi, Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Untuk mengantisipasi dampak negatif AI sekaligus memaksimalkan potensi teknologinya, pemerintah tengah menyiapkan peta jalan (roadmap) kecerdasan buatan nasional yang akan menjadi dasar penyusunan regulasi AI di Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan bahwa roadmap tersebut ditargetkan rampung pada Juni ini.
“Mohon bersabar, insya Allah di bulan Juni roadmap-nya keluar. Setelah itu, akan kami turunkan menjadi regulasi resmi,” kata Meutya dalam konferensi pers, Senin (2/6).
Menurut Meutya, sejak awal 2025 pemerintah telah menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak seperti GoTo dan lembaga internasional, termasuk Japan International Cooperation Agency (JICA), dalam proses penyusunan regulasi tersebut.
Ia menekankan bahwa pemerintah ingin regulasi segera hadir, namun tetap berhati-hati agar tidak menghambat laju inovasi.
“Regulasi harus hadir, tapi inovasi tidak boleh terbendung,” tegasnya. (Frm)