
BEKASI, BacainD.com โ Nasib tragis menimpa Ikhwan Sahab (27), warga Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Ia dikabarkan tewas akibat penyiksaan saat bekerja di sebuah perusahaan yang diduga melakukan praktek scam di Kamboja, karena gagal memenuhi target pekerjaan.
Adik korban, Subyantoro (23), menuturkan bahwa sang kakak bekerja di perusahaan penipuan daring yang menyasar pasar Indonesia.
Korban disiksa karena tidak mencapai target pendapatan yang ditentukan perusahaan.
โMarket dia itu orang Indonesia. Karena enggak capai target, enggak dapat omzet, akhirnya disiksa. Katanya ditarik masuk ke sebuah ruangan,โ ujar Subyantoro, Kamis (17/4/2025).
Disiksa Selama Dua Hari, Pingsan dan Ditemukan dalam Kondisi Kritis
Menurut Subyantoro, penyiksaan berlangsung selama dua hari. Hari pertama bersifat ringan, namun semakin parah pada hari kedua hingga menyebabkan korban pingsan dan tidak sadarkan diri.
โDia bilang disiksanya dua hari. Hari pertama masih ringan, hari kedua parah banget sampai dia pingsan, enggak ingat apa-apa. Tahu-tahu sadar sudah di rumah sakit,โ jelasnya.
Sebelum meninggal, Ikhwan sempat menceritakan bahwa salah satu pelaku penyiksaan adalah bos perusahaan yang dikenal dengan nama panggilan Alam, seorang warga Indonesia asal Manado.
Selain itu, sekitar 15 orang lainnya juga ikut melakukan penyiksaan, termasuk warga negara China dan beberapa WNI lainnya.
โSaya tanya, siapa yang mukul? Dia bilang sekitar 15 orang, ada orang China, ada juga orang Indonesia yang dia kenal,โ lanjut Subyantoro.
Luka Parah dan Pendarahan Otak
Akibat penyiksaan brutal tersebut, tubuh Ikhwan dipenuhi luka lebam dan luka bakar.
Ia mengalami pendarahan otak, diduga akibat pemukulan dan setruman.
โMatanya lebam, tangan, kaki, badan luka. Di bokong kayak luka terbakar. Kepala juga kena, katanya pendarahan otak, mungkin karena disetrum atau dipukul,โ ujarnya.
Ikhwan sempat dirawat di rumah sakit Kamboja sejak akhir Maret 2025.
Namun kondisinya memburuk hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh pada Senin pagi (14/4/2025).
Karena keterbatasan biaya, keluarga memutuskan jenazah dimakamkan di Kamboja. (Alf)