
PASURUAN, BacainD.com โ Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana di wilayahnya.
Penegasan ini disampaikan pada penutupan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur di Kebun Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, pada Rabu (23/7/2025) malam.
Gubernur Khofifah memastikan bahwa Provinsi Jawa Timur semakin siap, sigap, dan tangguh dalam menghadapi potensi bencana, “Sebagian besar daerah di Jatim merupakan daerah rawan bencana, maka saya menegaskan pentingnya optimalisasi penguatan sistem kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan pascabencana,” ujarnya.
Gubernur berharap, kegiatan semacam ini dapat meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya penanggulangan bencana, yang dikemas melalui pendekatan budaya sebagai sarana edukasi.
Ia juga optimistis bahwa Jawa Timur akan menjadi provinsi tangguh bencana, tidak hanya siap, tetapi juga sigap menghadapi setiap potensi ancaman, baik alam maupun non-alam.
“Kita optimis Jatim bisa jadi teladan dan pusat pembelajaran penanggulangan bencana di kawasan Timur Indonesia. Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Jatim tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakatnya,” katanya.
Khofifah secara khusus menyampaikan, apresiasi kepada seluruh petugas BPBD dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur. Ia menilai kesigapan, kecekatan, kerja keras, dan dedikasi mereka merupakan instrumen penting bagi pemerintah daerah. BPBD disebutnya sebagai garda terdepan yang selalu dicari masyarakat saat terjadi bencana.
“Kawan-kawan semuanya semoga tetap sehat dan terus memberikan pengabdian terbaik bagi masyarakat. Ketika panjenengan berada di area bencana dan memberikan layanan kebencanaan, insyaallah pahala dan jariyah panjenengan akan memudahkan kita menuju surganya Allah SWT,” tutur Khofifah.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial Kemenko PMK RI, Dr. Lilik Kurniawan, turut mengapresiasi kesiapan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengantisipasi bencana melalui Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana ini.
Ia percaya bahwa, seringnya latihan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan akan membentuk budaya tangguh bencana di Jawa Timur, “Guna mewujudkan budaya tangguh bencana juga diperlukan kolaborasi top down dan bottom up dari pemerintah dan masyarakat,” ucapnya.
Lilik menjelaskan, pendekatan top down merujuk pada kesiapan Pemprov Jatim dalam menyediakan sarana prasarana dan sumber daya manusia, sementara bottom up menekankan peran masyarakat untuk menjadi tangguh dengan memahami jenis bencana di sekitar mereka.
“Saya harap budaya tangguh bencana sudah dimiliki oleh seluruh masyarakat Jawa Timur,” jelas Lilik.
Senada dengan Lilik, Kalaksa BPBD Provinsi Jawa Timur, Gatot Soebroto, melaporkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 440 peserta dari 37 kabupaten/kota di Jawa Timur, kecuali Kota Mojokerto. Melalui Gelar Peralatan Tahun 2025 ini, diharapkan kolaborasi dan sinergi antara BPBD Provinsi dengan BPBD kabupaten/kota, TNI/Polri, serta OPD terkait dapat terus terjaga.
“Harapannya juga dapat melakukan pengecekan terhadap keterampilan, upgrade kecakapan personel sekaligus kondisi peralatan yang dimiliki BPBD,” ungkap Gatot. (BM)