
BEKASI, BacainD.com – Suasana penuh khidmat menyelimuti Kampung Pekopen, RT 03 RW 07, Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan, pada Minggu (6/6/2025).
Warga setempat menggelar pemotongan hewan qurban dalam rangka Hari Raya Idul Adha 1446 H dengan semangat kebersamaan dan nilai-nilai religius yang kental.
Tahun ini, panitia qurban berhasil menghimpun 1 ekor sapi dan 6 ekor kambing dari para donatur dan warga sekitar.
Prosesi penyembelihan berlangsung sejak pagi dan melibatkan para relawan dari karang taruna serta tokoh masyarakat, dengan tetap memperhatikan aspek kebersihan dan syariat Islam.
Yang menarik, pembagian daging qurban dilakukan dengan menggunakan timbangan digital sebuah langkah yang kini mulai banyak diterapkan di berbagai daerah.
Ketua Panitia Qurban Kampung Pekopen, Khoirulah yang akrab di panggil mang Khoir, mengatakan bahwa penggunaan timbangan ini bertujuan untuk menjamin keadilan dan pemerataan dalam distribusi daging kepada masyarakat penerima.
โKami ingin memastikan bahwa setiap warga yang menerima daging qurban mendapatkan jumlah yang sama. Dengan menimbang, tidak ada yang merasa lebih atau kurang, semuanya adil,โ ujar mang Khoir saat ditemui di lokasi kegiatan.
Daging qurban kemudian dikemas dalam kantong-kantong plastik berukuran standar dan dibagikan kepada ratusan warga penerima manfaat, termasuk fakir miskin, janda, dan anak yatim yang telah terdata sebelumnya oleh panitia.
Warga pun menyambut baik sistem pembagian ini. Salah satu penerima, Ibu Nurhayati (54), mengaku senang karena merasa diperlakukan adil.
โTiap tahun saya menerima daging qurban, tapi baru kali ini tahu kalau dibagi pakai timbangan. Bagus sekali, jadi sama rata,โ tuturnya.
Selain menjunjung nilai-nilai ibadah, kegiatan qurban di Kampung Pekopen juga menjadi ajang mempererat silaturahmi dan gotong royong antarwarga.
Anak-anak muda, ibu-ibu, hingga tokoh masyarakat terlibat aktif dalam proses dari awal hingga akhir.
Pemotongan hewan qurban yang dilaksanakan secara transparan dan tertib ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi kampung-kampung lain dalam mengelola kegiatan sosial keagamaan secara profesional dan adil. (Frm)