
EKONOMI, BacainD.com โ PT Gudang Garam Tbk (kode emiten: GGRM) menghentikan pembelian tembakau dari ribuan petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Langkah ini diambil seiring dengan menurunnya penjualan rokok dan anjloknya kinerja keuangan perusahaan.
Bupati Temanggung, Agus Setyawan, memastikan hal tersebut usai melakukan kunjungan langsung ke pabrik Gudang Garam di Kediri, Jawa Timur.
“Dari penjelasan manajemen, saat ini tidak lagi kondusif untuk membeli bahan baku, khususnya dari Temanggung,” kata Agus, dikutip Senin (16/6/2025).
Menurut Agus, penurunan drastis penjualan rokok turut memengaruhi kebijakan pembelian tembakau.
Bahkan, stok bahan baku tembakau di Gudang Garam dinilai berlebih dan bisa mencukupi kebutuhan produksi hingga empat tahun ke depan.
Ia juga menyoroti kondisi saham GGRM yang kini hanya diperdagangkan sekitar Rp 9.600 per lembar, jauh menurun dari harga tertinggi yang pernah menyentuh Rp 90.000 pada 2019.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip dari KONTAN, Gudang Garam membukukan laba bersih sebesar Rp 980,8 miliar sepanjang 2024, turun tajam 81,57% dibandingkan Rp 5,32 triliun pada 2023.
Pendapatan juga merosot 17,06%, dari Rp 118,95 triliun menjadi Rp 98,65 triliun.
Laba bruto tercatat sebesar Rp 9,37 triliun, menurun dari Rp 14,59 triliun tahun sebelumnya.
Pendapatan terbesar GGRM masih berasal dari sigaret kretek mesin sebesar Rp 86,62 triliun, disusul sigaret kretek tangan Rp 9,36 triliun, serta lini bisnis lain seperti kertas karton dan konstruksi.
Total aset perusahaan per akhir 2024 mencapai Rp 84,93 triliun, turun dari Rp 92,45 triliun.
Sementara itu, liabilitas tercatat Rp 23,02 triliun dan ekuitas naik tipis menjadi Rp 61,91 triliun. Saldo kas dan setara kas juga turun dari Rp 3,61 triliun menjadi Rp 3,33 triliun. (Frm)