PASURUAN, BacainD.com โ€“ Event balap sepeda internasional Bromo King of Mountain (KOM) Challenge 2025 kembali sukses digelar, Sabtu (17/5/2025).

Sebanyak 1.500 cyclist dari 19 negara menjajal rute sejauh 94,5 kilometer dari Surabaya hingga finis di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, tepat di lereng Gunung Bromo.

Event tahunan ini tak hanya menjadi ajang unjuk stamina, tetapi juga momentum untuk mempromosikan pariwisata Pasuruan ke mata dunia.

Bupati Pasuruan: Ini Lebih dari Sekadar Balapan

Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo, yang akrab disapa Mas Rusdi, menyampaikan apresiasinya atas suksesnya penyelenggaraan Bromo KOM 2025.

Ia bahkan menyebut event ini sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan sektor pariwisata daerah.

โ€œBromo KOM bukan sekadar olahraga, tapi juga media promosi luar biasa bagi Kabupaten Pasuruan. Tahun depan, kami akan buat lebih semarak lagi,โ€ ujar Mas Rusdi saat menyerahkan hadiah kepada para pemenang.

Peserta Takjub, Rute Menantang di Tengah Keindahan Alam

Rute yang menanjak tajam menuju kawasan Gunung Bromo menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta. Namun pemandangan alam yang menakjubkan menjadi penyemangat.

โ€œSaya kagum dengan semangat para peserta yang berhasil sampai di garis finis. Luar biasa! Rute sepanjang 94,5 kilometer itu sangat menantang,โ€ kata Mas Rusdi.

Ia juga mengundang para cyclist dan wisatawan untuk menjelajahi kekayaan alam Pasuruan, terutama di wilayah Tosari, yang dikenal sebagai salah satu ikon pariwisata.

โ€œSilakan beristirahat sejenak, lalu nikmati pesona alam, hasil bumi, dan kehangatan masyarakat lokal,โ€ imbuhnya.

Pembangunan Infrastruktur Pariwisata Dipacu

Bromo Kom Challenge 2025
FOTO: Para pemenang Bromo Kom Challenge saat menerima hadiah dari Bupati Pasuruan Mas Rusdi. (Ist)

Mas Rusdi juga menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Pasuruan akan terus meningkatkan sarana dan prasarana penunjang wisata.

โ€œInsyaAllah tahun depan, pembangunan dan peningkatan fasilitas wisata akan mulai terlihat nyata. Semua ini demi memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat dan wisatawan,โ€ ucap politisi muda dari Partai Gerindra ini.

Edelweis dan Kuliner Lokal Jadi Pengikat Emosional

Wakil Direktur DBL, Dony Rahardian, selaku penyelenggara, menekankan bahwa Bromo KOM bukan event yang datang dan pergi tanpa bekas.

Menurutnya, keterlibatan masyarakat lokal menjadi ruh utama dari gelaran ini.

โ€œTahun ini kami menggunakan piala berbahan dasar edelweis, simbol keabadian Bromo. Kami juga melibatkan warga setempat untuk menyajikan makanan bagi peserta,โ€ ujar Dony.

Langkah ini, lanjutnya, merupakan bagian dari upaya konkret untuk memastikan bahwa event besar ini membawa manfaat langsung bagi masyarakat. (BM)

Ikuti Channel WhatsApp Bacaind
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *