
KLATEN, BacainD.com – Puluhan batu komponen candi ditemukan warga di Desa Jagalan, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten.
Salah satu batu yang ditemukan bahkan memiliki relief bergambar Dewa Siwa yang diperkirakan berasal dari masa klasik abad ke-8 hingga ke-9 Masehi.
Penemuan ini bermula ketika pemilik warung, Tri Laksono (44), tengah membangun arena kuliner Setiti Watu Kali yang akan dilengkapi dengan wahana air, tubing, dan area berkemah.
Saat membersihkan lahan parkir, ia menemukan sejumlah batu berukir di sekitar lokasi.
“Saya sedang membuat warung, nanti dilengkapi wahana air dan camping. Sebenarnya sudah mulai tiga tahun lalu, tapi baru-baru ini kami menemukan batu-batu ini,” ungkap Tri kepada wartawan, Senin (6/10/2025).
Ia menuturkan, batu-batu tersebut ditemukan saat proses pembersihan pohon di sekitar lokasi.
Setelah diteliti, ternyata banyak di antaranya merupakan batu komponen candi kuno.
“Waktu membersihkan pohon, ternyata banyak batu-batu candi. Warga juga bilang sebelumnya sering menemukan, jadi kami kumpulkan dan rawat. Hari ini dari dinas sudah datang untuk mengecek,” jelasnya.
Hingga kini, Tri bersama warga telah mengumpulkan sekitar 60 batu dengan berbagai bentuk dan ukuran.
Dari jumlah tersebut, sekitar 10 batu memiliki pahatan atau profil khas bangunan candi.
“Yang ada pahatan sekitar 10 buah, lainnya batu kotak berprofil takik. Lokasi ini memang dekat dengan Candi Karangnongko,” tambahnya.
Beberapa batu yang ditemukan berupa kepala makara, batu berelief sulur, lumpang, serta satu batu berelief Dewa Siwa yang duduk bersila dengan empat tangan.
Semua batu terbuat dari batu andesit, dan kondisinya relatif baik meski sebagian sudah tidak utuh.
Analis Cagar Budaya Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Klaten, Wiyan Ari Tanjung, yang datang ke lokasi membenarkan adanya temuan tersebut.
“Ada sekitar 60 item batu komponen candi, termasuk satu batu relief menyerupai arca Dewa Siwa,” ujar Tanjung di lokasi.
Menurutnya, bebatuan itu diperkirakan berasal dari masa klasik Hindu–Buddha pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi.
Sejumlah batu yang memiliki relief dan kekhasan arsitektur akan dibawa ke Museum Monumen Juang Klaten untuk diamankan dan diteliti lebih lanjut.
“Kami rencanakan beberapa batu yang unik dibawa ke museum untuk pendataan. Kami juga mengimbau masyarakat agar melapor ke pemerintah desa atau dinas jika menemukan benda yang diduga merupakan cagar budaya,” pungkasnya. (Sg)